39 TAHUN PENGHARGAAN KALPATARU
Jakarta, Kamis 11 Juli 2019. Sebanyak 10 Penghargaan Kalpataru diserahkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam Pembukaan Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta Convention Center (JCC), 11 – 13 Juli 2019. Penghargaan Kalpataru adalah apresiasi tertinggi yang diberikan kepada individu maupun kelompok yang dinilai berjasa dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.30/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017 tentang Penghargaan Kalpataru). Pemberian Penghargaan Kalpataru tahun 2019 ini telah memasuki usia 39 tahun yang dimulai sejak tahun 1980 dan saat ini sebanyak 378 Penerima Penghargaan Kalpataru telah tersebar di seluruh tanah air.
Pemberian Penghargaan Kalpataru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas, serta mendorong prakarsa masyarakat, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu dan kelompok masyarakat dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan secara berkelanjutan.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya, mengatakan bahwa “Penghargaan Kalpataru sejatinya merupakan amanah bagi penerimanya untuk tetap menjaga dan bahkan meningkatkan perannya dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Kegiatan dan karya para pejuang lingkungan ini telah memberikan dampak nyata bagi peningkatan ekologi, ekonomi dan sosial budaya, sehingga perlu dikembangkan dan direplikasi sebagai daya ungkit untuk mendorong inisiatif individu maupun kelompok masyarakat lainnya. Para penerima Penghargaan Kalpataru dapat berperan aktif sebagai mitra, narasumber, fasilitator maupun pendamping bagi pemberdayaan masyarakat”.
Usulan calon penerima Kalpataru sebanyak 144 usulan dari 30 Provinsi di Indonesia. Hasil penapisan dokumen, verifikasi dan validasi lapangan, sidang Dewan Pertimbangan Penghargaan Kalpataru (DPPK), serta oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan 10 Penerima Penghargaan Kalpataru baik individu maupun kelompok yaitu: Lukas Awiman Barayap (Kabupaten Manokwari, Papua Barat), Sucipto (Kabupaten Lumajang, Jawa Timur), Eliza (Kabupaten Sumbawa Barat, NTB), Nurbit (Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara), Meilinda Suriani Harefa (Kota Medan, Sumatera Utara), M. Hanif Wicaksono (Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan), Baso Situju (Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan), Kelompok Masyarakat Dayak Iban Menua Sungai Utik (Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat), KPHA Depati Kara Jayo Tuo Desa Rantau Kermas (Kabupaten Merangin, Jambi), dan Kelompok Nelayan Prapat Agung Mengening Patasari (Kabupaten Badung, Bali), ujar Bambang Supriyanto, Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL).
Tanggal 11 Juli 2019, di hari pembukaan Pekan Lingkungan Hidup dan Kehutanan, para Penerima Penghargaan Kalpataru akan melakukan Talk show dengan sekitar 300 kaum milenial bertema “Kalpataru Milenial, Masa Depan Indonesia”. Acara yang diawali lomba Vlog dan lomba Opini Kalpataru Milenial diharapkan dapat mendorong kaum milenial di seluruh tanah air untuk lebih berperan aktif pada kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. Secara khusus Talk show membahas salah satu isu yang berkembang saat ini mengenai polusi udara, dimana sejalan dengan tema dalam hari lingkungan hidup sedunia 2019 “Beat Air Pollution”.